Jumat, 23 Januari 2009

BELAJAR MENGHARGAI ALAM DENGANCARA MENGHEMAT BBM

Hemat energi, himbauan yang sudah lama digaungkan di Indonesia maupun di dunia internasional. Sejak terjadinya krisis energi di tahun 1973 di dunia (khususnya di Amerika Serikat), terutama krisis sumber daya energi berbasis fosil (minyak bumi dan batubara), sumber daya energi dunia terus mengalami kemerosotan sampai sekarang. Survei sumber minyak baru dan proyek penggaliannya dilakukan terus-menerus di seluruh dunia. Namun ternyata jumlah pemakaiannya begitu dahsyat sehingga kapasitas ketersediaan sumber daya energi di dunia hampir mencapai titik nadirnya. Padahal seperti kita ketahui sumber energi fosil ini tidak bisa diperbaharui dan kemampuan alam untuk membuatnya memerlukan waktu jutaan tahun. Keadaan ini semakin diperparah setelah energi listrik yang semula diproduksi dengan memanfaatkan energi potensial air (Pembangkit Listrik Tenaga Air / PLTA), akhirnya lebih mengandalkan energi minyak bumi (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel / PLTD) dan batu bara (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) disebabkan lebih murah dari pada PLTA yang biaya pembuatan bendungan airnya lebih mahal dibanding jumlah energi listrik yang dihasilkannya. Untuk memaksa warganya mendukung himbauan hemat energi tersebut, pada tahun 1979 di Amerika Serikat sempat dikeluarkan semacam kupon pembatasan penggunaan bahan bakar minyak. Kupon tersebut dicetak dan rencananya dibagikan kepada masyarakat secara terbatas untuk ditukarkan dengan satu unit bahan bakar. Tetapi ternyata sejak pencetakannya kupon tersebut belum pernah dipergunakan sama sekali sampai sekarang. Saat ini upaya yang sama juga dilakukan oleh pemerintah kita dalam rangka membatasi penggunaan BBM bersubsidi dengan akan menerbitkan Smart Card. Di dalam "kartu pintar" ini tersimpan data yang akan dibaca oleh peralatan khusus yang akan dipasang secara on line di semua SPBU, sehingga si pemilik kartu hanya akan dapat membeli secara terbatas sejumlah BBM dalam seharinya. Ide kontroversial ini terlihat cerdas, tetapi sesungguhnya tidak menyentuh substansi permasalahan sesungguhnya, yaitu budaya boros dan konsumtif bangsa kita. Budaya yang boros energi Berlipat gandanya pemakaian sumber daya energi tidak terlepas dari budaya manusia itu sendiri. Penemuan teknologi di bidang alat listrik, elektronik dan komputer serta produksinya
yang besar-besaran di seluruh dunia, menyuburkan budaya konsumerisme yang berujung pada penggunaan energi yang berlebihan dan tidak perlu. Begitu juga produksi kendaraan bermotor berbahan bakar minyak, seperti mobil dan sepeda motor yang terus meningkat di seluruh dunia, penggunaannya yang tidak terkendali, semakin menguras lebih banyak lagi sumber energi minyak bumi. Hampir-hampir tidak ada di dalam kehidupan kita kegiatan yang tidak menggunakan sumber daya energi, seperti berkendara, menggunakan alat-alat listrik dan elektronik di rumah tangga seperti lampu penerangan, komputer, televisi, Hi-fi, home teather, AC, kipas angin, lemari es, rice cooker, micro wave, vacuum cleaner, dan lain sebagainya. Pernahkan kita menghitung berapa banyak energi yang telah habis digunakan oleh kita dalam satu hari ? Berapa kira-kira yang telah dihabiskan oleh warga sebuah kota ? Seandainya satu keluarga memiliki paling sedikit satu buah mobil dan satu buah sepeda motor, berarti dalam satu hari keluarga tersebut sudah menghabiskan BBM paling sedikit 15 liter, itu baru untuk jarak tempuh maksimum 30 km pulang pergi (itu kalau saya tidak salah hitung). Bagaimana dengan pemakaian listrik di rumah dengan semua peralatan listriknya ? Begitu pula dengan pemakaian energi di dunia bisnis dan pemerintahan. Lihat saja gedung-gedung perkantoran dan mall-mall, berapa kira-kira pemakaian energi listrik mereka dalam satu hari, siang dan malam? Berapa pula pemakaian BBM mobil-mobil dinas milik pemerintah dan perusahaan swasta dalam satu hari ? Melihat begitu ekstrimnya kita dalam menghabiskan sumber daya energi yang tidak bisa diperbaharui tersebut, maka patutlah kita bertanya terhadap diri kita masing-masing, sudahkah kita menghemat sumber daya energi kita ? Kebijakan dan kegiatan pemerintah yang tidak mendukung himbauan hemat energi Pemerintah yang selalu meneriakkan himbauan hemat energi kepada rakyatnya, ternyata pemerintah adalah pihak pertama yang tidak mematuhi himbauan hemat energi tersebut. Banyak kebijakan-kebijakan dan kegiatan pemerintah yang ternyata bertolak belakang dengan semangat penghematan energi. Seperti kemudahan yang diberikan kepada importir mobil untuk memasukkan mobil mewah dari luar negeri ke Indonesia yang ternyata tergolong mobil sangat boros BBM, tidak ada peraturan yang membatasi produksi kendaraan bermotor di dalam negeri, tidak adanya upaya pembatasan kepemilikan kendaraan bermotor - mobil dan sepeda motor - dalam sebuah keluarga di Indonesia, lampu jalanan dan taman yang dibiarkan hidup sampai pagi, dan lain sebagainya. Upaya-upaya nyata kita untuk mendukung penghematan energi Penghematan sumber daya energi harus dimulai sejak sekarang, dari diri kita dan lingkungan keluarga kita. Apa saja yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan energi ? Berikut beberapa contoh yang bisa dilakukan dalam kehidupan kita sehari-hari : 1. Mulailah menyusun rencana perjalanan kita dan anggota keluarga terlebih dulu, tujuannya, rutenya dan waktunya. Apabila ada beberapa tujuan yang bisa dilakukan dalam satu kali perjalanan, kenapa tidak digabungkan saja untuk menghemat pemakaian BBM kendaraan kita ? 2. Tidak usah keluar rumah dengan kendaraan apabila tidak perlu benar atau sekedar keliling kota. 3. Apabila hanya satu tujuan, alangkah baiknya menggunakan alat transportasi umum. 4. Jarak tempuh yang pendek dan dekat serta bisa dilakukan sendiri, sebaiknya menggunakan alat transport yang lebih kecil seperti sepeda motor atau sepeda. 5. Lihatkah susunan acara TV yang terdapat di majalah atau koran dan tentukan kapan kita akan menonton acara tertentu agar TV tidak perlu dihidupkan sepanjang malam. 6. Matikan TV bila ternyata tidak ditonton atau sedang melakukan kegiatan lain. 7. Gunakan lampu secukupnya di rumah dan lampu yang tidak begitu diperlukan sebaiknya dipadamkan. 8. Nyalakan lampu yang lebih kecil dayanya untuk bagian rumah yang tidak ada kegiatan di dalamnya, kalau perlu lampunya dimatikan. 9. Batasi penggunaan hi-fi atau sound system yang menggunakan daya listrik besar. Mulailah dibiasakan mendengarkan musik dari MP3 player atau dari telepon genggam. Dengan menggunakan head set / head phone suara yang didengar tidak kalah bagusnya dibanding dengan sound system berdaya listrik besar. 10. Menonton film kesayangan tidak perlu dengan home theater sound system, cukup speaker kecil atau langsung dari speaker TV. 11. Hidupkan AC pada pengaturan suhu di atas 25 derajat celcius dan matikan bila tidak diperlukan. 12. Matikan kipas angin bila kita sudah tidak menggunakannya. 13. Kegiatan menyeterika pakaian sebaiknya dilakukan satu atau dua kali seminggu, jangan menyeterika pakaian setiap hari hanya untuk pakaian yang akan dipakai. 14. Bila mencuci pakaian dengan mesin cuci, cucilah pakaian apabila sudah terkumpul cukup banyak. Menurut Anda mungkin penghematan ini tidak memberi pengaruh yang berarti apabila Anda melihat masih banyak orang yang boros energi di luar sana. Tetapi setidaknya Anda sudah berhemat uang dan uang tersebut dapat ditambahkan ke dalam tabungan Anda.(anwariansyah..wikimu.com)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar