Sabtu, 27 Desember 2008

HASIL YANG LUMAYAN DARI AIR


YA...YA...YA JUDUL DI ATAS MEMANG BENAR ADANYA ,

bagaimana nih ceritannya...?ya ceritannya sih semula berasal dari kebutuhanku untuk mencari tambahan penghasilan ,ya jaman sekarang boleh di bilang sulit untuk mencari pekerjaan tambahan apalagi aku termasuk keluarga muda ,walaupun aku berasal dari keluarga yang lumayan ,dalam arti aku tidak pernah kekurangan apapun(aku hidup mandiri lho),tetapi aku tetap mencoba ubntuk mencari2 peluang baru yang bisa aku kerjakan,perlu diketahui bahwa aku tuh seorang plant director dari perusahaan mie yang ada di kota SOLO,ya sekaligus menjadi ownernya karena ini milik perusahaan keluarga,sebetulnya dengan gaji tetap saja dari perusahaan tempat aku bekerja aku merasa mampu untuk menghidupi keluarga aku,akan tetapi yah memang jiwa anakmuda danmemang aku selalu ingin lebih maju,boleh dikata aku tuh maniac bekerja,beda lho dengan orang yang serakah,aku selalu tertarik dengan hal hal baru,peluang-peluang baru,dan memang itu hobby aku,


cerita berlanjut ketika tanggal 13 Desember 2008,ketika itu aku sedang berbelanja kebutuhan untuk si kecil di daerah perumahan tempat aku tinggal tepatnya didaerah Palur ,Solo,
kala itu mataku tertuju dengan selebara brosur yang ada tertempel di tembok toko,judulnya itu yang membuat aku langsung tertarik,bagaimana tidak judulnya mengatakan begini

"ATASI KRISIS DENGAN AIR"
mengubah air menjadi bahan bakar!!!!

busyet!!berani benar tuh pemasang iklan ini ya..?aku tuh sebenarnya 100% tidak percaya dengan apa yang diiklankan ,gombal ah, paling2 orang yang mencari keuntungan semata dari orang yang menbutuhkan pekerjaan,apalagi sekarang kan lagi musim2nya susah BBM,SO TEPAT SEKALI kalo memasang iklan yang bombardir untuk memancing kalayak umum untuk hadir di presentasi itu,akan tetapi aku tetap pulang dengan rasa yang penasaran,tidur pun tidak nyenyak,yah dari pada tidak dapat tidur dengan tidak nyenyak lagi keesokan harinya tanggal 14 desember 2008 tepat di hari ulangtahunku,aku mengorbankan ewaktuku untuk berkumpul dengan sanak famili dan keluarga seperti biasa,aku datangi saja pelatihan dan langsung tampa pikir panjang aku daftar saat itu juga,pada saat itu harga yang ditawarka untukmengikuti paket pelatihan sebesar 125.000 itu karena kau berada di angkatan pertama!!!!

pada saat pelatihan semakin disimak-dan disimak aku semakin percaya dan semakin matap bahwa hal itu memaNG dapat dipertanggung jawabkan bahwa air dapat diubah dan diuraikan kedalam bentuk zat yang lain yang memiliki daya ledak yang baik,

dan ada cerita yang menarik pula bAhwa pada Saat iti seorang kawan yang ikut peLatihan yang bernama pak kumis,orang yang baik dan sangat bersemangat ,mengikuti pelatihan mencoba langsung untuk menyulut gas yang dihasilkan dengan korek api dan sekeketika itu langsung MELEDAK !!!!

yayaya itu memang hal bodoh yang saya temui pada saat pelatihan tersebut akan tetapi hal itulah yang semakin MEMOTIVASIKU,dan memantapkan kepercayaanku bahwa hidrogen berdaya ledak tinggi dan mampu untuk sebagai pengganti bahan bakar bensin


TERIMA KASIH PAK KUMIS!!!


Kamis, 25 Desember 2008

MAU NGIRIT BBM? ADA CARANYA

Setiap kali pemerintah mengumumkan kenaikan harga bbm pasti pemilik kendaraan dibuat cemas. Kenyataan ini membuat kita harus pandai-pandai memutar otak menyiasati asupan BBM. Meskipun perilaku hemat bahan bakar ini tergantung pada pemilik kendaraan, namun tak ada salahnya kita cermati beberapa trik hemat bahan bakar berikut:

- Hindari memanaskan mesin terlalu lama, waktu tiga menit adalah waktu yang ideal memanaskan mesin kendaraan Anda. Ketika jarum penunjuk suhu mesin mulai bergerak, Anda sudah bisa menggunakan mobil.
- Lajukan kendaraaan dengan kecepatan konstan, tetapi tetap mampu berakselarasi seperlunya dan bisa memanfaatkan kendaraan untuk bermanuver. Jika Anda ingin melajukan mobil lebih cepat, setelah pedal gas ditekan sedikit, langsung pindahkan gigi ke posisi yang lebih tinggi. Jangan tunggu sampai putaran mesin naik. Dengan melakukan hal ini saja, Anda sudah bisa menghemat konsumsi bahan bakar sebanyak 5-10 persen.



- Jika Anda terpaksa menekan pedal gas cukup dalam, usahakan tidak lebih dari 80%. Manfaatkan gaya dorong mobil untuk melakukan percepatan saat Anda ingin melajukan mobil lebih cepat. Gunakan gigi yang paling tinggi saat Anda sedang melaju cepat di jalan tol. Putaran mesin pun akan tetap rendah, dan pemakaian bahan bakar pun bisa lebih dihemat



- Jika Anda sedang melaju di jalur yang cukup lowong, misalnya di jalan tol, usahakan kecepatan mobil berada di sekitar 70 km/jam. Ini adalah kecepatan yang paling pas dan terhitung ekonomis. Jika Anda melebihi kecepatan tersebut, putaran mesin akan meninggi, dan konsumsi bahan bakar akan semakin boros.



- Jangan injak pedal gas dengan menghentak. Injakan harus stabil dan bertahap, jika gas diinjak tiba-tiba, otomatis bahan bakar yang akan diisap ke ruang bakar semakin banyak, sementara pada saat itu putaran mesin masih rendah. Akibatnya tidak semua bahan bakar yang masuk ke ruang mesin terbakar. Karena, bahan bakar yang masuk tidak keluar dalam bentuk tenaga, tetapi ikut terbuang lewat knalpot. Lajukanlah mobil dengan kecepatan konstan. Jangan terlalu sering menekan pedal gas dan melakukan pengereman mendadak, terutama saat lampu hijau telah berganti. Sebelumnya toh Anda sudah memperhitungkan akan melewati lampu merah?



- Pindahkan tranmisi dengan benar, umumnya mesin mobil bekerja dengan efisiensi pada putaran 2500 hingga 4000 rpm, sehingga pergantian gigi harus diusahakan sesuai daerah putaran.



- Saat memindahkan gigi persneling, sebaiknya pada rpm yang sesuai spesifikasi kendaraan. Spesifikasi ini dapat dilihat pada buku manual kendaraan atau dibrosur iklan yang biasanya terdapat keterangan mengenai moment maximum (torsi maximum) dalam satuan kgm/rpm. Satu kebiasaan yang seringkali dilupakan pengendara adalah: tidak segera menyesuaikan gigi persneling setelah penurun kecepatan (deselerasi). Setelah berlari kencang lalu tiba-tiba ngerem mendadak, sebaiknya oper gigi perseneling ke posisi lebih rendah.



- Perhatikan penunjukan tekanan pada kendaraan anda, jika tekanannya rendah kerja mesin ringan dan komsumsi BBM irit, jika tekannnya tinggi, kerja mesin berat dan tentu membuat konsumsi BBM makin boros. Coba gunakan Crusie control dimana peralatan ini bisa digunakan untuk menghemat BBM terutama dijalan tol.



- Periksa kondisi HC dan CO. Boros atau tidaknya konsumsi bahan bakar juga ditentukan oleh komponen-komponen mesin. Komponen mesin yang sudah aus membuat pembakaran bahan bakar tak sempurna. Tak ada salahnya Anda memeriksa emisi gas buang. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan nilai HC (hidrokarbon) dan CO (karbonmonoksida) terlalu tinggi, ini pertanda pembakaran di ruang bakar tidak sempurna (banyak bahan bakar terbuang percuma).



- Saat memperlambat atau menghentikan laju kendaraan, manfaatkanlah pengurangan kecepatan dengan mesin (engine brake). Angkat pedal perlahan, dan putaran mesin pun akan ikut berkurang.



- Usahakan memperkecil setting temperatur AC, jika Anda memang tak begitu membutuhkan AC.



- Pompa ban mobil sesuai ukuran karena ban yang kurang keras, tahanan gelindingnya akan keras.



- Aksesori di bodi mobil mempengaruhi pemborosan BBM seperti penambahan kaca spion, antene, ban lebar, foot step karena makin memperbesar hambatan angin kendaraan.



- Modifikasi untuk meninggikan dan mengangkat kendaraaan juga bisa memperbesar angin kendaraan.



Beberapa trik yang mungkin bisa membantu kita lebih bijak menghemat BBM ditengah krisis energi saat ini. Selamat berkendara! (bsb/rit)


BANYAK MASYARAKAT MULAI MELIRIK ENERGI ALTERNATIF

Dampak dari keterlambatan pembagian konversi minyak tanah (mitan) ke gas elpiji di Jombang, menjadikan masyarakat beralih ke penggunaan bahan bakar alternatif lain yang dipandang sangat efisien dan ekonomis. Keragu-raguan pihak Pemkab setempat itulah yang melatar belakangi peralihan penggunaan bahan bakar tersebut. Akibatnya, mereka (masyarakat, red.) mulai krisis kepercayaan kepada pemkab Jombang.

Hal tersebut dibuktikan oleh masyarakat dengan tidak lagi menggunakan bahan bakar mitan ataupun gas elpiji. Kini, mereka memilih menggunakan ‘tungku lapindo’. Mereka menyebutnya ‘tungku lapindo’ karena bentuk dasarnya menyerupai tungku dan menggunakan bahan bakar limbah lumpur lapindo yang telah kering dan dihaluskan hingga menjadi serbuk.
Dalam penggunaannya sangat mudah dan efisien, serbuk halus bekas lumpur lapindo itu hanya cukup dicampur dengan sebatang kayu yang selanjutnya dinyalakan. Dengan sendirinya, bahan bakar serbuk halus lumpur lapindo itupun juga terbakar. Menurut keterangan Supiyah, warga Desa Mojongapit, Kecamatan Jombang, ‘tungku lapindo’ ini bisa menghemat pengeluaran. Satu ‘tungku lapindo’ hanya dihargai Rp. 27 ribu plus bahan bakarnya, sedangkan bahan bakar serbuk lumpur itu sendiri bisa tahan hingga 3 bulan.

“Biasanya kalau masak, saya menggunakan kayu bakar hingga 2 sampai 3 ikat. Tapi dengan menggunakan tungku ini hanya cukup menggunakan 1 ikat kayu bakar per harinya. Harga kayu bakar per ikatnya Rp. 2.300, jadi bisa hemat 50 %,” ujarnya kepada Dekrit.com.

Dikonfirmasi secara terpisah, wakil Bupati Jombang, Widjono Soeparno, menanggapi keterlambatan konversi mitan ke gas elpiji yang membuat masyarakat beralih ke bahan bakar alternatif, seperti ‘tungku lapindo’, dirinya tidak menyalahkan apa yang telah dilakukan oleh masyarakat. Sebab, mereka dapat meminimalisir sendiri tentang perekonomiannya.

Namun, Lanjut Widjono, pihak Pemkab Jombang masih menunggu data-data dari surveyer masing-masing di Kecamatan se-Kabupaten Jombang.

“Semuanya data-datanya hingga kini belum saya terima dan belum ada yang masuk, jadi jika masyarakat memilih menggunakan bahan bakar alternatif, ya, terserah mereka,” katanya singkat. (Zainul Arifin)


BERBAGAI MACAM BENTUK DAN GAMBAR HIDROGEN GENERATOR

Photobucket Album

Rabu, 24 Desember 2008

MEMANFAATKAN AIR DI SAAT KRISIS BBM YANG BERKEPANJANGAN

”Saya yakin bahwa suatu hari air akan digunakan sebagai bahan bakar bahwa hidrogen dan oksigen yang menyusunnya, digunakan sendiri-sendiri atau bersama-sama, akan menjadi sumber panas dan cahaya yang tidak ada habisnya, dengan daya yang batu bara tak mampu menghasilkannya.” (Jules Verne, The Mysterious Island, 1874)

Dunia dilanda kebingungan. Itu ungkapan yang mungkin bisa digunakan untuk melukiskan keadaan yang ada sekarang ini. Ketika bahan bakar minyak (BBM) masih menjadi pilar energi global, harganya cenderung tak terkendali dan menyusahkan banyak negara, termasuk Indonesia yang harus pontang-panting menyesuaikan anggaran belanjanya.

Masuk akal kalau lalu pikiran diarahkan ke energi alternatif. Pikiran ini memberi kebajikan lain justru ketika dewasa ini ada isu lain yang tidak kalah mendesak, yakni pemanasan global, di mana pembakaran BBM diyakini menjadi penyebab utama.
Hanya saja, meski berfaedah dalam kedua hal di atas, energi alternatif tak mudah diterapkan dengan alasannya masing-masing, mulai dari tentangan masyarakat untuk energi nuklir hingga lokasi terbatas untuk energi geotermal.

Belakangan ini, salah satu yang gencar diwacanakan adalah energi nabati (biofuel). Amerika Serikat mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) dalam wujud etanol dari jagung, sementara Brasil mengembangkan BBN dari tebu. Namun, di sini pun kemudian muncul permasalahan, khususnya pada era ketika harga pangan melonjak. Ada yang menengarai salah satu penyebab kelangkaan pangan— yang lalu menyebabkan kenaikan harga pangan—adalah makin sempitnya lahan pertanian untuk tanaman pangan karena sebagian telah digunakan untuk menanam tanaman BBN.

Bahan bakar air

Khususnya dalam pembahasan mengenai energi air ini, ada kalangan yang mengatakan, sebenarnya selama ini kita dibohongi oleh kalangan ilmiah. Dengan keberhasilan mengajukan bukti penggunaan air biasa dalam berbagai mesin, apa yang selama ini diajarkan di bangku sekolah harus dianggap keliru.

Menurut situs H2Earth Institute (www.h2earth.org), air biasa kini sudah bisa digunakan (dibakar) pada mesin internal combustion engine (ICE) atau turbin, mengolahnya menjadi bahan bakar (fuel on-demand), saat itu juga (real time), tanpa transportasi atau penyimpanan hidrogen cair atau terkompresi, alkali kaustik, garam-garam katalis, atau hidrida logam.

Hal ini bisa dilakukan pada kendaraan bermotor dengan satu alat tambahan kecil yang ditenagai oleh sistem elektris kendaraan. Jadi, hal ini pada dasarnya adalah menjadikan air sebagai bahan bakar.

Proses ini hanya menghasilkan uap air sebagai bahan buangan, yang dengan mudah bisa diambil kembali oleh satu radiator (penukar bahang) dan disirkulasikan kembali di sistem mesin bila dikehendaki.

Gaung di Indonesia

Apa yang dipromosikan oleh H2Earth Institute boleh jadi sulit dicerna oleh alam pikir konvensional, betapapun yakinnya lembaga itu atas ide ini.

Di sini, yang dibuat adalah Sel Bahan Bakar Air, yakni teknologi untuk konversi efisien air menjadi gas bahan bakar (combustible) yang dikenal sebagai ’hydroxy’ atau ”Gas Brown”. Teknologi ini bisa dikatakan merana tak dilirik setelah penemunya (Stanley Meyer), demikian pula penemu senyawa gas baru (Dr Yull Brown), dan ahli teori yang memikirkan produksi gas tersebut melalui resonansi molekuler (Dr Henry Puharich) semua meninggal pada pertengahan tahun 1990-an.

Mungkin yang lebih dekat dengan pengalaman kita sejauh ini adalah apa yang dikemas dalam konsep hydrogen boost (Lihat situs www.hydrogen-boost.com). Ini adalah sistem peningkatan kinerja jarak bensin yang didasarkan pada generator gas hidrogen yang ada pada mesin. Pengembang sistem ini juga punya sistem lebih lengkap yang bisa meningkatkan jangkauan kilometer hingga 15-25 persen pada kendaraan yang diuji.

Seperti dijelaskan dalam situsnya, hidrogen—bersama dengan kombinasi gas-gas elektrolisa lain (dalam hal ini adalah Gas Brown)—yang dimasukkan dalam bagian intake mesin akan meningkatkan penyebaran nyala selama pembakaran sehingga bahan bakar dalam wujud uap yang bisa dibakar pun jadi lebih banyak. Manfaat penambahan hidrogen pada mesin pembakaran internal, termasuk mesin diesel, sudah banyak diselidiki.

Di Indonesia juga terdengar kabar adanya pemanfaatan energi air ini. Sebagaimana disampaikan oleh rohaniwan Romo Kirjito di Yogyakarta, April lalu, rekannya, Joko Sutrisno, telah mencoba sistem ini untuk mobil dan motor. Kinerjanya untuk jip Katana adalah 1 liter bensin bisa untuk 20 km, sementara untuk motor, 1 liter bisa untuk 120 km.

Air yang digunakan untuk meningkatkan kinerja bahan bakar ini sekarang memang baru bersifat suplemen. Itu sebabnya, Joko masih enggan memublikasikan sistem yang ia gunakan. Cita-cita Joko sendiri, menurut Romo Kirjito, adalah memanfaatkan teknologi ini untuk menolong orang desa miskin dalam memperoleh energi efisien.

Kirjito mengingatkan, ketika AS dan Eropa sudah mulai banyak mendalami pemanfaatan hidrogen, baik untuk tujuan industri maupun perorangan, Indonesia pun seyogianya tidak ketinggalan.

Sebagaimana penerapan energi alternatif lain, penerapan energi air sebagai bahan bakar pun diperkirakan tidak akan lepas dari hambatan.

Jujur harus diakui bahwa sekarang ini dunia masih didominasi oleh ekonomi minyak sehingga energi alternatif—meskipun kondisi sekarang sudah masuk dalam tingkat darurat—tampaknya masih nonprioritas.
Adakah kekuatan yang bisa mewujudkan impian H2Earth Institute untuk memutus rantai BBM sehingga masyarakat secara seketika, diskontinu, dan radikal (disruptive) bisa beralih ke teknologi energi baru yang secara lingkungan, ekonomi, dan politik memberi solusi atas permasalahan yang ada sekarang ini?

darihttp://energialternatif.ekon.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=60&Itemid=31

AIR SEBAGAI PENGHEMAT BENSIN




Joko Sutrisno, warga Pakuncen Yogyakarta yang menemukan cara menghemat bahan bakar dengan memanfaatkan air suling dan Kalium Hidroksida sebagai katalisator melalui proses elektrolisa. Joko sedang menunjukkan 'khasiat' hidrogen dengan alat semacam reaktor hidrogen di Jakarta, Kamis (19/6).

Kamis, 19/6/2008 13:49 WIB
JAKARTA,KAMIS - Tingginya potensi tenaga ledakan yang dapat dihasilkan oleh hidrogen menunjukkan betapa hidrogen memiliki potensi yang besar pula untuk menggerakkan mesin mobil atau motor. Dengan tarikan sedikit saja, mesin sudah bisa meluncur dengan cepat.
Belum lagi fakta bahwa tarikan yang sedikit membuat bahan bakar yang digunakan makin sedikit. Maka bukan hal yang gendeng jika Joko Sutrisno, warga Pakuncen Yogyakarta menggabungkan air dengan bahan bakar bensin ataupun solar untuk menghemat pemakaian bahan bakar. Berbekal air suling, Kalium Hidroksida (KOH), dan beberapa alat, Joko yakin dapat menghemat pemakaian bahan bakar hampir 80 persen.
"Bahan peledak bensin jika ditambah hidrogen, daya ledaknya jadi luar biasa. Pedal nggak usah kuat-kuat ditekan, kecepatannya sudah sama. Tentu saja berpengaruh ke sedotan bensin oleh mesin," ujar Joko ketika ditemui Kompas.com di Hotel Maharaja, Jakarta, Kamis (19/6). Dalam demo yang dilakukannya di depan Kompas.com di halaman parkir Hotel Maharaja, Joko menunjukkan 'khasiat' hidrogen dalam menghasilkan ledakan dan daya dorong pada potongan mesin motor.
Hasilnya, dahsyat. Ledakannya cukup kuat dan dorongannya sangat cepat. Ledakan yang kuat dan dorongan yang sangat cepat itu sebenarnya dihasilkan oleh hidrogen yang telah terperangkap dalam air sabun pada demo ini. Begitu pula yang akan terjadi pada mesin mobil misalnya.
Campuran air suling dan KOH yang diberi listrik akan memisahkan gas hidrogen dan oksigen. Kemudian gas hidrogen dialirkan ke manipol sehingga bertemu dengan gas dari bensin atau solar yang sudah dibakar. Kemudian campuran kedua gas ini akan masuk ke piston dan diledakkan oleh busi sebagai pemantiknya.
"Air yang harus digunakan harus air suling, biasanya Aquades atau air hujan sekalian. Perbandingannya, satu liter air, ditambah kira-kira tiga gram KOH," ujar Joko. Campuran air suling dan KOH memang memerlukan tempat khusus sehingga Joko membuat tabung-tabung sederhana yang telah dirakit dengan alat-alat lain, seperti elektroda.
Untuk mobil, tabungnya berbentuk botol aki yang berbentuk kotak, sedangkan untuk motor, tabungnya berbentuk tabung botol kecap yang biasa ditemui di rumah-rumah makan.
"Tabungnya harus dari plastik tapi jangan tebal supaya kalau terjadi ledakan tidak terlalu berbahaya," ujar Joko. Resiko ledakan sama sekali tidak menimbulkan api dan panas karena memang begitulah sifat hidrogen. Selain itu, ledakan juga selalu mengarah ke atas, bukan ke samping sehingga memperkecil resiko merusak habis tabung tersebut.
Demo yang dilakukan Joko Sutrisno dilakukan hampir bersamaan dengan demo yang juga dilakukan Djoko Suprapto di Nganjuk, Jawa Timur. Teknologi yang diperlihatkan keduanya ternyata mirip, bukan mengubah menjadi bahan bakar, melainkan hanya menggunakan air untuk menghemat penggunaan bahan bakar.
http://otomotif.kompas.com/read/xml/2008/06/19/13494564/air.dapat.menghemat.pemakaian.bbm